Konfigurasi Virtual Private Server (VPS)

1. Buka server manager kemudian klik add roles and features untuk menambahkan fitur hyper-v.



2. Pada bagian server roles tambahkan fitur hyper-v agar virtualisasi bisa dijalankan.




3. Maka akan muncul pop up seperti berikut, klik add features.



4. Jika muncul pesan error seperti berikut, Langsung klik OK saja. Pesan itu memberitahukan bahwa processor tidak sesuai dengan yang direkomendasikan sebagai virtualisasi. Karena untuk menjalankan vps butuh processor khusus yang recommend terhadap virtualisasi. 


5. Karena tidak bisa menambahkan fitur hyper-v lewat gui (melalui add features and roles), maka coba lewat CMD yaitu dengan menggunakan windows powershell ISE. Ketikkan saja di pencarian windows kemudian pilih yang ISE.


6. Setelah masuk ke powershell, langkah awal yang dilakukan masukkan script berikut : Enable-WindowsOptionalFeature -Online -FeatureName Microsoft-Hyper-V -All -NoRestart. Perintah tersebut untuk mengaktifkan fitur hyper-v. Tekan enter dan tunggu proses loading sampai selesai.




7. Selanjutnya masukkan script kedua yaitu : Install-WindowsFeature RSAT-Hyper-V-Tools -IncludeAllSubFeature. Perintah ini untuk menginstall fitur RSAT (Remote Server Administration Tools) agar bisa melakukan manajemen sistem secara remote.


8. Script yang ketiga yaitu : Install-WindowsFeature RSAT-Clustering -IncludeAllSubFeature. Perintah ini untuk menjelaskan instalasi fitur RSAT clustering pada server.


9. Script yang keempat yaitu : Install-WindowsFeature Multipath-IO. Perintah ini untuk menginstal multipath IO yaitu fitur menonaktifkan software dan hardware vendor untuk mendevlop multipathing solutions.


10. Terakhir lakukan restart komputer dengan perintah : Restart-Computer.


11. Buka kembali server manager kemudian lihat pada server roles. Pastikan fitur Hyper-V sudah tercentang atau sudah instaled.




12. Bisa dilihat di tampilan server manager bahwa fitur hyper-v sudah aktif. 




13. klik tab tools kemudian pilih hyper-v manager untuk memulai virtualisasi.




14. Tampilan hyper-v seperti berikut. Klik virtual switch manager untuk mengcreate virtual switch yang digunakan untuk mesin virtual pada host hyper-v untuk berkomunikasi dengan komputer lain.




15. Terdapat 3 type virtual switch yang bisa digunakan, yaitu :

Eksternal : Bisa terhubung langsung dengan server fiisk yang berada diluar host dan sebaliknya.
Internal : Menghubungkan VM dengan VM pada server fisik yang sama dan sebaliknya
Private : Hanya menghubungkan VM dengan VM pada server fisik yang sama secara privat.
Untuk percobaan kali ini saya menggunakan type eksternal agar bisa terhubung dengan server fisik  yang berada diluar host. Langsung klik create virtual switch.



16. Beri nama untuk virtual switchnya dan jika perlu beri catatan juga. Disini anda bisa pilih koneksinya menggunakan wireless atau LAN. Setelah itu klik OK.




17. Maka akan muncul pop-up pending changes may disrupt network connectivity yang berarti akan ada perubahan penambahan interface network dan perubahan ip static secara otomatis ke dalam virtual switch. Kemudian klik yes.


18. Kemudian kita cek pada "adapter settings", maka akan muncul interface baru yaitu "Virtual Switch" dengan IP yang sama dengan network yang sudah kita buat pada interface ethernet yang asli. Secara otomatis server kita akan menggunakan interface "Virtual Switch" dan akan mendisable interface "Ethernet".



VERIFIKASI
19. Kemudian setelah membuat "Virtual Switch", selanjutnya kita buat VM pada Hyper-V. Klik kanan pada server Hyper-V > New > Virtual Machine.



20. Kemudian sebelum installasi "VM" ada 2 pilihan yaitu membuat VM dengan kondisi "standar" dengan mengklik "Finish" dan VM dengan custom atau konfigurasi lebih lanjut dengan mengklik "Next".


21. Kemudian kita beri nama pada VM yang akan kita buat dan tentukan dimana lokasi VM akan di simpan, saya menggunakan drive D dikarenakan space yang masih mumpuni.


22. Kemudian kita pilih yang "Generation 1" agar sesuai dengan settingan pada BIOS, dan bisa supoort dengan VM "32-bit" dan "64-bit" yang tersedia di semua versi Hyper-V. 




23. Kemudian kita tentukan ukuran ram yang sesuai kebutuhan atau system requirements suatu OS, dalam penentuan ukuran ram VM jangan sampai melebihi ram fisik.




24. Kemudian kita pilih network adapter, disini kita menggunakan Virtual Switch yang sebelumnya sudah dibuat.




25. Kemudian tentukan ukuran virtual hardisk, isi sesuai dengan ukuran yang di perlukan.


26. Kemudian kita masukkan ISO untuk VM, bisa dengan cara klik "Browse".




27. Kemudian muncul deskripsi tentang VM yang baru di konfigurasi, disini kita bisa memeriksa dulu apakah sudah sesuai, jika sudah klik "Finish" untuk membuat VM.


28. Kemudian sebelum kita menjalankan VM yang ada di Hyper-V, jika OS "Host" kita diinstall menggunakan VMware  workstation maka pastikan kita enable kan Virtualize Intel VkT-x/EPT or AMD-V/RVI agar prosesor bisa di virtualisasikan, jika tidak di enable maka VM tida akan running. Untuk Virtualize CPU performance counters boleh dienable jika perlukan.




29. Kemudian Pastikan bahwa Turn on Virtualization Based Security not configured. tekan Windows + R lalu ketik gpedit.msc kemudian pilih Administrative Templates System lalu klik Device Guard.




30. Kemudian kita nyalakan VM yang sebelumnya sudah di buat dengan mengklik kanan VM dan klik "Connect".


31. Kemudian klik tombol start untuk menyalakan VM.




32. Kemudian jika status sudah running dan pada monitor ada tulisan Hyper-V, maka VM sudah dapat digunakan, lalu kita tinggal installasi OS yang kita pilih.




33. Kemudian akan muncul tampilan awal installasi OS.




34. Kemudian kita buat satu VM lagi menggunakan OS Linux, lalu kita lihat statenya pastikan kedua VM sudah running.


35. Kemudian ini adalah tampilan 2 VM yang aktif.




Backup dengan Eksport dan Import
1. Pertama kita buka Hyper-V, lalu klik kanan > Export pada VM yang ingin di backup.




2. Kemudian tentukan dimana kita akan meletakkan hasil dari backup VM kita, lalu klik "Export".




3. Kemudian jika sudah mengklik "Export" maka tidak ada loading, namun apabila belum bisa dilakukan import dengan mengklik "Import Virtual Machine", maka proses export belum selesai.




4. Kemudian next aja pada bagian ini.




5. Kemudian masukan letak dimana file backup dari VM yang disimpan.




6. Kemudian pilih VM yang akan di import, disini saya hanya menyimpan satu VM yang di backup.




7. Kemudian kita tentukan tipe import, disini kita pilih "copy the virtual machine" dengan membuat unique ID baru.


8. Kemudian untuk "Destination folder", kita biarkan default saja.




9. Kemudian kita tentukan lokasi dimana kita akan menyimpan virtual hardisk untuk VM yang diimport ini.


10. Kemudian muncul deskripsi dari hasil konfigurasi import yang sudah di lakukan, bisa kita langsung klik "finish" untuk keluar dari wizard.


11. Kemudian setelah kita cek di Hyper-V Manager, sekarang kita punya 2 CHR MikrotikOS.




12. Kemudian kita running kan OS asli dan OS yang baru saja di import.



Install VM dengan OS Mikrotik
1. Pertama kita buka Hyper-V Manager, kita buat VM baru dengan Klik kanan pada server Hyper-V > New > Virtual Machine.




2. Kemudian sebelum installasi "VM" ada 2 pilihan yaitu membuat VM dengan kondisi "standar" dengan mengklik "Finish" dan VM dengan custom atau konfigurasi lebih lanjut dengan mengklik "Next".




3. Kemudian kita beri nama pada VM yang akan kita buat dan tentukan dimana lokasi VM akan di simpan, saya menggunakan drive D dikarenakan space yang masih mumpuni.




4. Kemudian kita pilih yang "Generation 1" agar sesuai denga settingan pada BIOS, dan bisa supoort dengan VM "32-bit" dan "64-bit" yang tersedia di semua versi Hyper-V. 




5. Kemudian kita tentukan ukuran ram yang sesuai kebutuhan atau system requirements suatu OS, dalam penentuan ukuran ram VM jangan sampai melebihi ram fisik.




6. Kemudian kita pilih network adapter, disini kita menggunakan Virtual Switch yang sebelumnya sudah dibuat.



7. Kemudian, kita masukkan mikrotik RouterOS yang menggunakan virtual hardisk VHDX yang bisa di download di web mikrotik.com. Disini ada perbedaan antara installasi Windows dan linux dengan mikrotik RouterOS, jika windows atau linux menggunakan iso maka mikrotik RouterOS menggunakan OS yang sudah berbentuk Virtual Hardisk (VHD), untuk installasinya sama seperti jika menggunakan VirtualBox.



8. Kemudian muncul deskripsi tentang VM mikrotik RouterOS yang baru di konfigurasi, disini kita bisa memeriksa dulu apakah sudah sesuai, jika sudah klik "Finish" untuk membuat VM.


9. Kemudian kita runningkan VM Mikrotik RouterOS yang baru dibuat.



10. Pertama kita pastikan interface VMware Workstation menggunakan "Bridged" agar jaringan bisa langsung terhubung menggunakan interface fisik (NIC).

11. Kemudian kita buka Windows Server 2016 kita, lalu buka Hyper-V manager, bisa dilihat ada 4 VM yang sudah berjalan. Selanjutnya kita buat 2 Virtual Switch melalui Virtual Switch Manager > New virtual network switch > Type > Create Virtual Switch.

12. Kemudian kita akan membuat Virtual Switch dengan type "External network", kita beri nama "internet".

13.  Kemudian kita akan membuat Virtual Switch dengan type "Private network", kita beri nama "lokal".

14. Kemudian kita buka settings "CHR MikrotikOS"

15. Kemudian pada CHR MikrotikOS ini harus ada 2 interface, jika kurang bisa kita tambahkan dengan petunjuk di bawah ini tetapi kondisi mesin harus "power off". Untuk interface pertama atau Ether 1 kita menggunakan Virtual Switch "internet", untuk interface kedua atau Ether 2 kita menggunakan Virtual Switch "lokal".

16. Kemudian pada Windows server 2016 kita setting interfacenya menggunakan Virtual Switch "lokal".

17. Kemudian pada Windows server 2012 kita setting interfacenya menggunakan Virtual Switch "lokal".

18. Kemudian pada Debian 9 kita setting interfacenya menggunakan Virtual Switch "lokal".

19. Kemudian pada CentOS 7 kita setting interfacenya menggunakan Virtual Switch "lokal".

 20. Kemudian kita setting CHR MikrotikOS seperti dibawah ini.
    1. Untuk Ether 1 kita menggunakan "DHCP Client", untuk Ether 2 kita setting IP Address sebagai gateway dari DHCP Server.
    2. Kita Setting DHCP Client agar Ether 1 mendapat IP Address dari Router TKJ.
    3. Kita Setting DHCP Server agar Ether 2 bisa menyebarkan IP Address untuk Client 4 OS.
    4. Kita setting "firewall NAT" dengan settingan Action=masquarade, Chain=scrnat, Outinterface=Ether1. fungsi "Firewall NAT" sebagai translasi alamat IP public ke alamat IP private atau sebaliknya sehingga dengan adanya NAT ini setiap komputer pada jaringan LAN dapat mengakses internet.
    5. untuk konfigurasi akhir bisa kita verifikasi dengan ping ke "gateway router TKJ", dan "internet".
    6. Kita setting pada dns untuk ceklis "Allow Remote Request", yang berfungsi agar DNS pada Client bisa menggunakan Gateway CHR MikrotikOS. Untuk konfiguerasi yang ini bersifat "Opsional".   


VERIFIKASI
1. Windows Server 2016



2. Windows Server 2012



3. Windows 10



4. Client yang sudah mendapat IP bisa dilihat di DHCP Server > Leases







Tidak ada komentar:

Posting Komentar